Cerita Sukses Orang Kepepet

Senin, 20 Maret 2017

Berkat Harapan yang Kuat Pelayan Toko ini Menjadi Miliarder

Pada tahun 1976 bulan Februari di Kiev Ukraina, lahirlah seorang anak laki-laki dengan fisik dan pengetahuan yang biasa dan tidak terlalu menonjol, namun kedua orang tuanya mengiginkan anaknya menjadi anak yang tidak biasa-biasa, artinya kesuksesan harus menjadi label pada anaknya ini. Ayahnya yang seorang manager pekerja konstruksi meyakini untuk mencapai kesuksesan anaknya harus pindah dari negaranya. Akhirnya bersama dengan Ibunya si anak laki-laki ini hijrah ke Amerika dengan berharap anak ini bisa sukses di Amerika, ya Amerika karena mereka meyakini di Amerika telah banyak melahirkan orang-orang hebat. 

Nasib ternyata belum sepenuhnya berpihak pada si Anak laki-laki dan Ibunya ini, setelah pindah Ibunya bekerja sebagai baby sister dan si anak ini mencoba mengais rezeki dengan bekerja sebagai pelayan sapu di sebuah toko. Namun tak lama Ibunya jatuh sakit dan di vonis mengidap kangker dan dengan kondisi ini kehidupan keluarganya bertambah miskin dan dengan mengandalkan jaminan sosial dari negara, mereka mencoba bertahan hidup. Setiap hari mereka mengantri makanan jatah pembagian dari panti sosial.

Kesulitan dan kesedihan sudah menjadi sahabat mereka waktu itu. Diam-diam si anak laki-laki bertekad (dalam hati) dan berjanji ingin membuktikan dan membahagiakan orang tuanya(khususnya Ibunya). Anak yang penuh tekad ini berusaha belajar mandiri, dengan membeli buku bekas beliau belajar tentang computer jaringan dan malah sempat bergabung dengan perkumpulan hacker dan sempat chatting dengan pendiri Napster, Sean Fanning. Selepas SMA beliau melanjutkan kuliah di San Jose Univercity dengan pekerjaan sambilan sebagai pengetes keamanan di Ernst & Young.

Pada tahun 1977, ia bertemu dengan Brian Acton pegawai Yahoo yang ke 44, enam bulan kemudian ia mendaftar ke Yahoo dan diterima sebagai Infrastrukcture Engineer dan status beliau saat itu masih kuliah dan dua minggu setelah bekerja beliau mengundurkan diri dari bangku kuliah. Tiga tahun kemudian Ibunda tercinta meninggal dunia dan pemuda yang bernama Jan Koum saat itu hidup sebatang kara.  Kemampuan programming beliau berkembang pesat dan beliau sangat menyukai bidangnya ini hingga akhirnya sepuluh tahun kemudian beliau keluar dari Yahoo dan mencoba melamar di facebook, namun apa dikata mungkin karena belum ada job atau alasan lain, beliau di tolak bekerja di facebook.

Tak patah arah terus berjuang untuk mewujudkan mimpinya, akhirnya dia bertemu dengan Brian Acton teman seperjuangan belian saat awal-awal belajar di Yahoo, mereka sepakat dan bersama membuat aplikasi WhatsApp, tak disangka WhatsApp ternyata memiliki pengguna yang banyak bahkan melebihi aplikasi messager terbesar pada waktu itu yaitu Blackberrry Messager.

Dan akhirnya momen bersejarah terjadi pula, aplikasi WhatsApp di ambil ke pemelikannya oleh facebook yang nota bene sebelumnya menolak Koum bekerja di sana, facebook membeli dengan harga yang cukup fantastis dengan nilai 220 triliun, huppp….duit apa daun ya he he…

Tak lama setelah Koum melakukan transaksi dengan Facebook, beliau ternyata ikut mengantri untuk mendapatkan jatah makan gratis, dan aksi ini untuk mengenang saat masa-masa sulit yang beliau alami, derai air mata tak terbendung, ia teringat dahulu saat antri karena kelaparan karena tidak makan seharian dan teringat pula saat di bentak-bentak ketika bertugas menyapu di sebuah toko di ujung jalan. Lelaki Ukraina ini menangis pula dikarenakan menyesal belum sempat menunjukkan keberhasilannya kepada Ibunda tercinta. Teringat akan nasihat Ibunda agar beliau selalu memiliki harapan bukan hanya karena agar termotivasi, juga supaya tetap bahagia walau kondisi apapun. Sungguh dramatis dan sangat inspiratif, Semoga bermanfaat.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Rekomendasi